Sabtu, 12 November 2011
limited human need Unlimited God
Dalam suatu tayangan di Oprah Winfrey, hadirlah seorang anak kecil berusia sekitar 7 tahun bersama ibunya. Kondisi anak tanpa memiliki gigi, jari-jarinya rusak dan buta. Anak ini menderita penyakit: "tidak berfungsinya saraf perasa". Akibatnya, dia tidak dapat merasakan sakit. Anak ini dapat melukai dirinya sendiri. Anak ini bisa menggigit jari-jarinya sendiri sampai sedemikan buruk karena tidak bisa merasa sakit. Anak ini bisa memukul matanya sendiri hingga buta karena tidak merasa sakit. Ketika bermain dengan anjing, anak ini tidak merasa sakit sekalipun anjing sudah menyambar dan membenturkan sedemikian hebat anggota tubuhnya.
Maka demi keamanan, orang tua sengaja mencabut giginya. Anak ini dipakaikan kacamata pelindung dan diajarkan untuk berkata "Awww". Pada saat diwawancara, ibunya berkata: "How lucky we could feel the pain- betapa beruntungnya kita yang masih bisa merasakan rasa sakit. Terkadang kita mengeluh ketika merasa sakit, padahal jika kita masih merasakan sakit itu menandakan bahwa kita masih normal. Kita tidak perlu diajar untuk berkata "Awww", karena itu adalah bagian dari respon alamiah kita". Dengan rasa sakit kita sadar bahwa kita benar-benar terbatas dan membutuhkan Tuhan yang tidak terbatas.
Pada Kamis, 27 Oktober tanpa diduga saya mengalami cedera pada waktu olahraga. Kaki kiri saya keseleo/terkilir yang menyebabkan sakit yang sangat hingga pada saat itu juga rasanya saya sudah mau pingsan. Dan benarlah, malamnya ketika self study di Perpus saya tidak bisa tahan lagi, karena kaki saya bengkak. Saya digotong pulang ke asrama oleh teman-teman saya. Dalam perenungan di kamar saya ingat kembali cerita diatas dari dosen saya pada waktu kuliah di siang hari di hari yang sama. Saya bergumul dengan kaki kiri saya yang tidak bisa digunakan. Namun, akhirnya saya bersyukur kalau masih bisa merasa sakit. Saya sadar betapa pentingnya kaki saya yang sering dilupakan. Saya tidak bisa membayangkan bolak-balik naik lantai 4 asrama untuk kuliah, bahkan ke toilet saja saya butuh orang lain. Karena itu, saya sangat membutuhkan anugerah Tuhan untuk bisa segera sembuh. Jumat kemarin saya sungguh menyesal tidak bisa kuliah, tapi itu supaya saya bisa diurut. Dan Puji Tuhan, keadaan saya cepat membaik sekalipun masih tertatih-tatih berjalan (hingga sekarang) tapi saya sudah bisa pelayanan weekend (tepatnya perayaan Hari Reformasi) dan bisa kuliah lagi.
Dear rekan-rekan pelayanan Perkantas Sulut, bagaimana kabar semuanya? Saya berharap semua dalam keadaan sehat. Tapi kalaupun Tuhan ijinkan masih bisa merasa sakit, entahkah itu sakit fisik, batin, perasaan dalam hal ekonomi, studi, pekerjaan, pelayanan, pacaran, keluarga, atau spiritual maka bersyukurlah. Berarti itu tanda normal, menyadarkan bahwa kita manusia terbatas yang membutuhkan kehadiran, belas kasihan dan kemurahan Tuhan yang tidak terbatas. Dan faktanya, Tangan Tuhan dapat hadir melalui tangan orang lain disekitar kita. Bahkan melalui orang-orang yang terlupakan.
"Rejoice in the Lord always. I will say it again: Rejoice!" (Philippians 4:4). God bless u all:)
by : Amelia Runtuwene
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)